Bagi para investor yang sudah akrab dengan pasar modal, mungkin sudah sering mendengar
istilah Window Dressing. Apakah Window Dressing itu?
Window Dressing adalah sebuah istilah yang diucapkan oleh para pelaku pasar di Wall Street,
yakni suatu fenomena di akhir tahun, dimana biasanya indeks pasar saham ditutup positif pada
bulan Desember dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini biasanya terjadi pada seluruh pasar
saham secara global. Mengapa bisa demikian?
Menjelang akhir tahun, para manajer investasi global akan melakukan review terakhir atas
kinerja portofolio mereka. Mereka akan menjual saham yang dianggap kurang prospek dan
membeli saham yang dianggap lebih prospek untuk tahun berikutnya.
Secara teori, saham yang diekspektasi lebih memiliki prospek adalah saham berkapitalisasi
besar (big-cap). Dan ketika saham-saham big cap diburu beramai-ramai, tentu saja harga
saham big-cap secara mayoritas akan naik. Dan karena saham big-cap adalah driver utama
dari sebuah indeks saham, otomatis indeks sahamnya juga terkerek naik.
Bagi seorang manajer investasi global, strategi ini dilakukan pada seluruh saham yang
dikelolanya dari pasar saham seluruh dunia. Oleh karena itu, efek dari Window Dressing ini
tidak hanya terasa di Wall Street saja, namun juga pasar saham regional, termasuk Indonesia.
Untuk melihat sejauh mana efek Window Dressing di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
penulis melakukan penelitian hasil return bulanan IHSG sejak tahun 2004 – 2014, dengan hasil
berikut ini:
GAMBAR
Hasil penelitian ternyata memang menunjukkan adanya efek Window Dressing pada IHSG.
Sejak tahun 2004 hingga 2014, di bulan Desember pada tiap tahunnya selalu memberikan
return bulanan positif. Tidak pernah sekalipun bulan Desember memberikan return negatif
dalam 10 tahun terakhir. Bahkan di tahun 2008, ketika IHSG turun lebih dari 50% pada tahun
tersebut, bulan Desember-nya masih tetap memberikan return diatas 9% dibanding bulan
sebelumnya.
Apakah berarti saat ini time to buy saham big-cap? Dalam ilmu portofolio, investasi pada saham
big-cap tetap direkomendasi agar selalu menjadi bagian dari portofolio sepanjang tahun.
Danareksa Investment Management (DIM) telah mengelola produk Reksa Dana Saham
Danareksa Mawar yang memang berfokus pada saham-saham big-cap untuk rekomendasi
tersebut. Melalui pengelolaan yang profesional, Danareksa Mawar telah memberikan return
yang kompetitif dibandingkan IHSG (sebagai benchmark-nya), seperti pada grafik return
bulanan dengan periode akhir Oktober 2001 – 2015 dibawah:
GAMBAR
Apakah berarti setiap bulan Desember merupakan saat tepat untuk mendulang untung di pasar
saham? Dari data historis di atas, tampaknya kesempatan itu memang ada jika tujuannya
adalah menjaring momentum dalam bulan yang bersangkutan.
Apakah berarti return bulanan di bulan Desember 2015 ini akan positif? Time will tell.
Akhir kata, mengejar potensi profit di bulan Desember sah-sah saja. Namun sangat
direkomendasikan agar investor tidak mempertaruhkan seluruh portofolio yang ada demi
mengejar efek Window Dressing ini semata.
Secara ideal, investor sebaiknya tetap berinvestasi dengan terdiversifikasi, time horizon untuk
jangka panjang, serta dilakukan secara berkala – terlepas apakah saat itu bulan Desember atau
tidak.